Salah satu sumber internet yang paling menyenangkan untuk melihat kembali ke jaman Belanda adalah KITLV.nl. Selain Bandung, foto Kota Semarang adalah salah satu subjek yang paling asyik diplototin. Soalnya jika liburan di Semarang, bisa sekalian membandingkan kondisi saat itu dengan saat sekarang.
Salah satu yang membuat penasaran di KITLV adalah adanya beberapa foto dengan label Koloniale Tentoonstelling te Semarang. Yang tergambar di sana adalah bangunan-bangunan besar dengan arsitektur yang sangat indah tapi saat ini tidak ada satupun bangunan itu yang tersisa atau tidak ada keterangan di Semarang sebelah mana. Akhirnya penasaran itu terobati saat membaca satu artikel di Klasika Kompas Jawa Barat, hari Senin, 30 September 2013.
Koloniale Tentoonstelling ternyata adalah pekan raya kolonial yang diselenggarakan dalam rangka perayaan 100 tahun kemerdekaan Kerajaan Belanda dari penjajahan Perancis. Acara ini diselenggarakan dari tanggal 22 Agustus 1924 sampai 22 November 1914 dan menjadi acara pasar raya dan pameran terbesar di Asia Tenggara saat itu. Koloniale Tentoonstelling yang oleh masyarakat Semarang saat itu disebut dengan “sentiling”, biar gampang pengucapannya, sebagian dananyaa ditanggung oleh Oei Tiong Ham, raja gula asal Semarang. Konon lokasi Sentiling ini yang membentang dari Randusari sampai kaki perbukitan Candi seluas 26 Ha merupakan milik Sang Raja Gula. Hal yang menarik lagi dari Koloniale Tentoonstelling adalah waktu penyelenggaraannya yang bersamaan dengan Perang Dunia I di berbagai tempat di Eropa. Rupanya kondisi tersebut tidak menyurutkan minat pengunjung pekan raya yang datang dari Eropa, Cina, Australia, Asia maupun negara jajahan Belanda lainnya. Untuk melihat betapa megahnya Koloniale Tentoonstelling, berikut ini beberapa foto-foto yang dihimpun dari KITLV.