Kebetulan tanggal 18 April 2014, aku berkunjung ke Kota Tegal. Sejak lama aku mengincar bangunan-bangunan tua yang sering aku lihat dalam perjalanan Bandung-Semarang dan sebaliknya. Kebetulan adikku sekarang tinggal di Tegal sehingga bisa menjadi pemandu untuk mengantar keliling-keliling Kota Tegal. Tenyata dugaanku tepat, di Tegal tersimpan ratusan gedung tua dengan arsitektur yang beragam. Salah satu gedung tua yang membuat merinding adalah ex kantor pusat Semarang-Cheribon Stoomtram Matschappij (SCS) di Jalan Pancasila tidak jauh dari Stasiun KA Tegal. Bangunan Ex SCS ini tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkeretaapian di Indonesia.
Seperti kita ketahui, sejarah perkeretaapian di Hindia Belanda dimulai tahun 1864. Jalur kereta api pertama antara Semarang dan Tanggung sejauh 26 Km mulai dibangun pada tanggal 17 Juni 1864. Pembangunannya di prakarsai oleh oleh “Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij” (NV NISM) yang dipimpin oleh JP de Bordes dan diresmikan oleh Gubernur Jenderal HIndia Belanda , LAJ Baron Sloet van den Beele. Layanan kereta api dimulai 10 Agustus 1867.
Setelahnya pembangunan jalur kereta api dan munculnya perusahaan kereta api tumbuh dengan pesat. Tegal dilewati oleh jalur kereta api yang dibangun oleh Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS) sepanjang 373 kilometer. Tahun 1897, SCS membeli Stasiun Tegal yang dulunya milik Java Spoorweg Maatschappij (JSM). Perusahaan ini membuka jalur Semarang-Cirebon yang dilakukan pada tahun 1897. Pada waktu yang bersamaan SCS membangun jalur Losari-Cileduk-Mundu. Pada tahun 1916 SCS membuka jalur Pekalongan-Wonopringgo.
Kembali ke urusan kantor pusat SCS. Tahun 1918, Henricus Maclaine Pont (1885 – 1971) mendapat proyek untuk merancan kantor pusat SCS di Tegal. Proyeknya sekaligus dengan renovasi stasiun Tegal yang dibangun tahun 1897. Sekalipun H Mclaine Pont ini sebenarnya adalah menantu dari . Direktur SCS ir. J. Th Gerlings, tapi penunjukannya tentunya didasarkan pada keahlian dari sang Arsitek. Henricus Maclaine Pont juga merancang kampus TH Bandung (sekarang ITB) yang sampai sekarang masih tegak berdiri. Henricus Maclaine Pont lulusan TU-Delf dan merupakan kakak kelas Thomas Karsten, ahli tata kota dan arsitek yang terkenal dari Semarang. Dia juga yang mengundang Thomas Karsten untuk datang ke Hindia Belanda untuk membantunya.
Kantor SCS saat ini dalam kondisi kosong (April 2014) dan dipagari seng. Dulu sebelum kosong, pernah digunakan sebagai kampus sebuah perguruan tinggi swasta terkenal di Tegal. Secara ukuran, ex Kantor SCS ini tidak kalah megah dengan ex kantor NIS di Semarang yang lebih dikenal dengan Lawang Sewu. Nasibnya sedikit berbeda, Lawang Sewu sudah direnovasi dan menjadi salah satu icon Kota Semarang
Semoga, bangunan bersejarah ini tetap lestari sebagai penanda jaman.
Sumber :
- http://infotegal.com/2013/06/kantor-semarang-cheribon-stoomtram-matschappij-scs-birao-tegal/
- http://indonesianheritagerailway.com/index.php?option=com_content&view=article&id=120:sejarah-perkeretaapian-indonesia&catid=54&Itemid=144&lang=id
- http://tegalwisatagedungtua.blogspot.com/2010_05_01_archive.html
3 responses to “Kantor Semarang-Cheribon Stoomtram Matschappij (SCS) di Tegal”
[…] Bangunan bergaya klasik ini dilengkapi dengan 2 menara di kedua sisinya. Di sisi kiri menara berbentuk segi empat seperti benteng-benteng di Eropa. Menara kedua terletak di sebelah kanan dengan bentuk runcing seperti bentuk menara pada bangunan Bank Mandiri di Jl Mpu Tantular, kawasan Kota Lama, Semarang. Bentuk menara segi empatnya mirip dengan menara ex kantor pusat SCS di Tegal. […]
[…] Stasiun Tegal, direnovasi tahun 1918 dengan arsitek Henry Mclaine Pont… cerita lebih lanjut bisa dibaca di artikel ini […]
[…] di derah lama di Tegal, Jl Pancasila, tidak jauh dari Stasiun Tegal dan ex kantor pusat SCS yang pernah saya tuliskan ceritanya di blog ini beberapa waktu lagi. Dibangun tahun 1930 dengan beberapa bangunan pendukung di sekitarnya dan monumen pembangunannya. […]