Monumen-Monumen di Seputaran Jogja (Bagian 1)


Jogja akan selalu tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Statusnya sebagai Ibukota perjuangan pada masa awal kemerdekaan Indonesia membuat peranna sangat penting saat itu. Pada periode 1945-1949 banyak peristiwa bersejarah yang terjadi di Jogjakarta dan sekitarnya. Titik puncak dari peran Jogja sebagai Ibukota perjuangan adalah pada rentang 1948-1949 saat terjadi Agresi Militer II. Di Jogja terdapat banyak sekali monumen besar maupun kecil untuk mengenang peristiwa-peristiwa terkait dengan perjuangan rakyat Indonesia dan TNI dalam rangka mempertahankan kemerdekaan RI. Bagi penggemar sejarah sepertiku, menjelajah  monumen-monumen ini sunguh suatu kegiatan menyenangkan, jalan-jalan sambil belajar. Dengan  begitu, kita jadi lebih menghargai perjuangan pahlawan, baik dari rakyat, TNI, Laskar dan semua. Berikut ini beberapa monumen yang sempat saya kunjungi dan sedikit cerita dibaliknya.

1. Monumen di Desa Brayut.

Monumen ini dibangun untuk mengenang pertempuran tanggal 6 Mei 1949. Pada pertempuran tersebut gugur beberapa orang yaitu :

  • Sardjiman
  • R Suprapto
  • Sudijono
  • Kusen
  • Supardjono
  • Djumat Tjokrowihardjo

 

Brayut
Monumen di Desa Brayut, Sleman

2. Monumen Gamel

Letaknya tidak jauh dari Alun-Alun Kidul, maaf saya gak paham nama daerahnya.. tar di cari deh.. 🙂 Letaknya di halaman sebuah rumah dengan pendopo kuno. Aku kurang paham karena kemarin itu hanya turun dan mengambil fotonya. Tapi dari info sekilas sepertinya rumah tersebut dulunya adalah markas perjuangan dari Kampung Gamelan yang ditinggal oleh abdi dalem Kraton Jogja. Kalau tidak salah wilayah ini terkait dengan SWK 101, suatu pembagian wilayah gerilya pada perang kemerdekaan. Monumen ini diresmikan tahun 1991 oleh Sultan Hamengkubuwono X. Foto lebih indah bisa di lihat di sini

Gamelan1 Gamelan2

3. Monumen Kembang Arum

Monumen Kembang Arum terletak di depan Puskesmas Turi, Desa Kembang Arum, Kecamatan Turi, Sleman. Jalan ini merupakan jalan alternatif menuju Magelang dari Kaliurang. Sayang sekali prasastinya di cat hitam sehingga tidak bisa ternaca tanggal dan siapa saja yang gugur di sini. Ada 2 monumen disini, satu monumen utama dan satu semacam prasasti kecil dengan kalimat seperti pada fotonya. Sayang nya ada kesalahan dalam penulisannya, dikatakan ABRI, padahal padatahun yang dimaksud Tahun 1948-1949 belum ada istilah ABRI.

Dari sumber di intenet di dapat cerita bahwa pada tanggal 4 Januari 1949, hari Selasa Pahing. Kompi Batalyon 151 yang dipimpin Kapten FX. Haryadi dan KODM Turi menghadang peleton serdadu Belanda yang datang dari Medari, di utara dusun Kembangarum. Kemudian pasukan Belanda kewalahan, mundur ke selatan dan mendapat bantuan kemudian membalas serangan dengan mortir dari arah Medari dan Turi. Penduduk yang menjadi korban dan gugur di Kembangarum : 1. Sukitri 2. Pawiro Karyo. Kemungkinan 2 nama ini yang tertulis di monumen ini seperti pada monumen yang lain.

Kembang arum2
Sayang sekali ada penulisan yang salah
Kembang arum1
Prasastinya di cat hitam.. entah sengaja atau ulah orang tak bertanggung jawab. Monumen Kembang Arum

4. Palagan Cepet

Palagan Cepet
Monumen Cepet, Puwobinangun, Pakem, Sleman

Palagan Cepet ini terletak di Dusun Cepet, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem. Letaknya di pinggir Jalan Pakem-Turi, Sleman. Monumen ini dibangun untuk mengenang pertempuran pada tanggal 11 Januari 1949 yang mengakibatkan gugurnya Letda Kasijam dan Agen Polisi Soekarjo. Pertempuran di Cepet ini tidak hanya terjadi tanggal 11 Januari 1949. Sebelumnya tanggal  2 Januari 1949 pasukan Belanda yang bermarkas di Watuadeg diserang pasukan KODM Pakem pimpinan Letda Asropah dan pasukan TP pimpinan Kapten Martono. Pasukan Belanda lari ke arah selatan, sampai di dusun Cepet jam 06.30 dihadang pasukan Subadri dari Gatep. Pertempuran terjadi sampai jam 10.00 wib. Korban dari pihak Belanda 4 orang. Selanjutnya pada tanggal 5 Januri 1949 juga terjadi pertempuran di Cepet yang menyebabkan 3 tentara Belanda tewas dan dimakamkan di Cepet.

 

5. Monumen Pogung

Lokasinya tidak jauh dari kampus Fakultas Teknik UGM. Tepatnya di Jalan Teknika. Di monumen ini terdapat nama-nama pejuangan dengan keterangan bagaimana beliau wafat. Beberapa gugur pada masa perjuangan, ada yang hilang (ditulis ‘ghaib’), ada yang menunggal karena usia. Dari info beberapa teman, katanya monumen ini untuk menghargai warga Pogung yang turut berjuang pada masa perjuangan. Konon beberapa dari mereka dimakamkan di pemakaman yang tidak jauh dari monumen ini. Saya belum pernah menelusuri lebih jauh.

Pogung

 

6. Monumen Palagan Rejodani

Monumen Rejodani terletak di daerah Rejodani, Jl Palagan Tentara Pelajar. Monumen ini dbangun untuk mengenang pertempuran pda tanggal 29 Mei 1945. Pada pertempuran ini gugur 8 pejuang dari pihak RI. Nama-nama beliau diabadikan di monumen antara lain :

1. Harsono                           5. Soepanoto

2. Soewono                          6. Darjono

3. FX Soekardi                    7.  Soenarto

4. Soerojo                            8. Alibasjah

Pertempuran ini berawal dari penyerangan pasukan Belanda. Pasukan Belanda ini dihadang oleh pasukan  Sersan Suwarno dari Pleton Batalyon 300 dan kopral Harsono di daerah Ngetiran. Dan pada pertempuran ini gugur 8 pejuang.

Rejodani

7. Monumen di Tempel

Monumen ini terletak di perempatan jalan Tempel, Jl arah Magelang. Lokaisnya tidka terlalu jauh dari jembatan Kali Krasak. Saya belum tahu sejarahnya tapi dalam monumen ini tercantum nama 5 pejuang yang gugur dalam pertempuran di lokasi ini. Nama-nama yang gugur adalah :

1.   Komari                                                                                4.  Kasimin

2.  Radimin                                                                               5. Dulhadi

3. Abudarto

Tempel

Ketujuh monumen tersebut baru sebagian kecil dari monumen yang ada di Jogja.. penjelajahan masih berlanjut, kapan-kapan di-post hasil penjelajahan selanjutnya.


Leave a Reply