YANG MENARIK DI STASIUN KERETA API JEMBER


Alhamdulillah kemarin tanggal 4-6 Februari aku mendapat kesempatan pulang kampung ke Jember… dan yang lebih menyenangkan lagi kepulanganku ini  kalo menurut istilah Cak Fikik adalah PUBIDI.. PUlang atas BIaya Dinas… soalnya aku ditugaskan oleh kantor untuk menghadiri resepsi pernikahan teman sekantor di Genteng, Banyuwangi.

Nah sebagai PBKA (Penggemar Berat Kereta Api) ya mesti KA tak jadikan pilihan utama sebagai alat trasnportasi yang akan membawaku ke kampung halaman tercinta. Meskipun hati agak dag-dig-dug soalnya gak sampai seminggu sebelumnya terjadi terjadi kecelakaan KA di Stasiun Langensari, Banjar yang menewaskan 3 orang (salah seorang dari korban adalah mahasiswiku). Tapi masalah jodoh, rejeki dan umur itu kan urusan ALLAH, dengan Bismillah aku berangkat ke Jember. Dan kalo naik KA pasti berhentinya di Staasiun KA, yo jelas mosok numpak sepur mudune ning terminal..

Nah sekarang yang di bahas Stasiun KA Jember aja ya…

Dulu kalo gak salah cak Faiz pernah upload foto Stasiun KA Jember di facebook  dan memang bentuk Stasiun Jember itu banyak yang tidak terlalu berubah sejak jaman dulu. Seperti gambar yang Stasiun Jember tahun 1927-1929 yang aku dapat dari sini.  Teringat foto-foto cak Faiz tadi, hati ini jadi ikut tergerak untuk mengambil gambar beberapa sudut stasiun.achmad rizal van patrang

Nah, gambar depan stasiun ini tapi dari sudut yang berbeda dulu pernah dimuat Cak Faiz di FB, kalo dibandingkan dengan gambar versi jadulnya kok rasanya gak terlalu berubah, cuma memamg rasanya leboh rindang gambar jadulnya. Tanda +89 m itu yang membuat khas dari setiap setasiun. Perasaan gak ada tempat lain yang memuat informasi ketinggian dari atas permukaan laut secara istiqomah seperti Stasiun KA.

Kalo rumahku dikasih tulisan +640 rasanya para tetangga akan bergosip ria.. eh pak iku nomer opo? he..he..

Nah ada lagi yang lain. Jendela… Kalo diperhatikan jendela di Stasiun Jember ini masih dilestarikan keasliannya (kusennya masih asli gak ya? tapi bentuknya masih mirip dengan foto jadulnya). Jendela-nya gede-gede… biar anginnya banyak.. soalnya orang Londo yang dulu mengoperasikan sepur mungkin gak tahan sumuk :)

Achmad Rizal van Patrang Kalo sekarang meskipun jendelanya gede-gede, dalamnya masih ditutup kaca.. yo tetep sumuk rek, mangkane dikasih AC biar celep..tak iye.. Wah itu kayaknya ruang kepala Stapsiun-nya ya.. :)

Tapi yang lebih asyik pas kalo kita masuk kedalamnya. Satsiun Jember memang tidak seramai stasiun  KA di kota-kota besar lainnya. Tapi jangan salah, Stasiun Jember adalah pusat dari PT KAI Daop IX, Daerah Operasi paling timur, bahkan sampai Bali wilayahnya.. Perasaan gak ada deh yang sampai nyebrang pulau kayak Daop IX Jember.

Di dalam Stasiun ada yang menari perhatianku… coba mbak-mbak, mas-mas, adik-adik lihat di Jam Dinding kuno di foto di bawah.. kira-kira apa yang unik? Kalo dari jauh gini gak kelihatan ya…

achmad rizal van patrangAc

Kalo aku sempat lihat jam kuno yang tergantung di dinding Stasiun…. jamnya kuno dan saking kunonya pake angka romawi.. Lah kan biasa pake angka romawi.. tapi yang ini beda… Coba lihat angka 4-nya

achmad rizal van patrang

kalo gak kelihatan, nih tak kasih gambar close-up-nya… JRENGG….

Angka 4 tidak dituliskan dengan IV seperti biasanya, tapi ditulis dengan IIII.

Nah.. unik kan..

Sebelumnya aku pernah baca di Majalah KA yang sering disertakan di tempat duduk KA Eksekutif bahwa beberapa Stasiun KA masih menyimpan jam kuno dengan tulisan IIII, tapi ternyata di Jember pun ada. Bahkan jam kuno ini masih berfungsi dengan baik. Saat aku mengambil foto, memang jam segitu karena dalam rangka menunggu KA Mutiara Timur Siang jurusan Surabaya yang dijadwalnya jam 11.45 Wib.

Nah.. Stasiun Jember ternyata tidak hanya berjasa mengantarkan kita pergi dan pulang ke kampung halaman tercinta. Tapi juga menyimpan beberapa benda bersejarah, unik dan antik sebagai warisan dari masa lalu kota ini.  Semestinya beberapa bangunan bersejarah tetap harus dilestarikan sebagai warisan bagi anak cucu kita, semoga tidak terulang peristiwa dibongkarnya Hotel Djember, disebelah timur alun-alun (sekarang BRI) yang bersejarah.


6 responses to “YANG MENARIK DI STASIUN KERETA API JEMBER”

  1. assalamu alaikum,

    bagaimana kabarnya pak?semoga baik dan sehat

    habis baca2 blog jadi kepengin main ke bandung nih pak (sudah 3tahun ngga ke bandung)

    sepertinya makin banyak penelitiannya di biomedik pak?
    saya juga kadang masih suka mainan elektronik, tapi sayang disini(berau) cari komponen susah

    resma

  2. Kalau angka IV yang ditulis IIII di jam. Ada dua versi yg saya tahu. Yang pertama adalah alasan estetika. Keseimbangan estetis jam akan timpang kalo karakter “VIII” (4karakter) berseberangan dengan “IV” (2 karakter), maka dipakailah “IIII” (4 karakter).

    Ada juga yang bilang kalo “IV” itu di zaman yg lebih kuno adalah 2 hurup nama depan Dewa Jupiter, yang ditulis dengan IVPITER (cmiiw), jadi gasopan kalo dipake di benda seperti jam.

  3. […] Stasiun Jember, dibangun tahun 1897.. bagian jalur Surabaya-Banyuwangi sekaligus ujun dari Jalur Jember-Panarukan. Stasiun ini digunakan untuk mengangkut hasil bumi dari Jember ke pelabuhan Panarukan. Stasiun Jember sekarang masuk Daops IX, wilayah kerjanya sampai keBali. Sedikit cerita tentang Stasiun Jember bisa dibaca di postingan ini. […]

Leave a Reply to AleutCancel reply