Siapa tak kenal dengan Maliboboro..? Malioboro adalah salah satu maskot wisata Kota Yogyakarta. Tiap hari ribuan wisatawan memadati Jalan Malioboro yang  yang membentang dari  Utara ke Selatan yang dipenuhi dengan pedagang batik dan kerajinan. Pasar Beringharjo, yang dulu dikenal dengan nama Pasar Gede, sejak dahulu kala juga menjadi tujuan wisatwan.   Tapi itu kegiatan yang biasa saja di Yogya.. pernahkan meilhat sisi lain Malioboro yang lain yang tidak kalah mempesona..?

Jika biasanya kita berjalan-jalan di trotoar, dibawah Arcade di depan toko-toko di Maliboro sambil melihat-lihat pada pedagang yang menjajakan dagangannya (yang dilihat pedagangnya atau dagangannya ya?) sempatkan keluar dari trotoar itu dan melihat agak tinggi.. walah maksudnya apa ini?..

Maksudnya.. lihatlah bangunan toko di kawasan Malioboro, lihat perlahan-lahan dan sadari bentuknya dan keindahannya… (waduh.. kesannya serius banget)

Dulunya kawasan Malioboro merupakan kawasan Pecinan, bentuk rumah toko yang khas menjadi penanda daerah ini yang dulunya banyak dihuni oleh etnis China yang berdagang barang kelontong, kain, emas dan kebutuhan lainnya. Jika ingin mengukur seberapa tua umur kawasan Malioboro berikut beberapa data yang bisa dikumpulkan:

1. Benteng Vredeburg (dulunya dinamakan Rustenburg) : didirikan tahun 1760
2. Kediaman Residen Belanda (sekarang menjadi Gedung Agung) : diperkirakan dibangaun tahun 1830-an
3. Stasiun Tugu : dibangun tahun 1887 oleh SS (PT KA-nya Hindia Belanda)
4. Grand Hotel de Yogya (sekarang Hotel Garuda) : dibangun tahun  1911
5. Pasar Gede (sekarang Pasar Beringharjo) : beroperasi tahun 1926

Nah.. mestinya bangunan-bangunan di Jalan Malioboro, masih menyisakan keindahan pada jamannya. Mau bukti.. berikut ini beberapa contohnya…

 

Maliobro tahun 1936 (kiri) bangunan sebelah kiri terletak di simpang Malioboro dengan Jalan Pasar Kembang, bandingkan dengan bentuk saat ini (foto sebelah kanan) diambil November 2013