Hari Pahlawan, Pahlawan-Pahlawan Lokal Jember


Tulisan ini pernah di publis di blog alumni SMA 1 Jember. Mungkin berguna bagi warga Jember atau pemerhati sejarah lokal 🙂

Rasanya semakin hari kita (tepatnya aku.. he..he..) semakin lupa kalo tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan (soalnya gak tanggal merah). Kalo dulu pas jaman sekolah, kita dipaksa inget karena dipaksa upacara. Yang terbayang saat mempringati Hari Pahlawan adalah semangat perjuangan Arek-Arek Suroboyo yang heroik, tapi mosok cuma arek-arek Suroboyo aja sing heroik. Di tulisan ini aku pengen sedikit sharing tentang Arek-Arek Jember gak kalah heroik, banyak peristiwa kepahlawanan lokal yang sebenarnya bisa menjadi kebanggan kita sebagai Arek Jember. Mohon kalo ada yang punya informasi lebih, bisa dibagi di blog ini.

  1. Moehamad Seroedji — Kalo ke Patrang dari arah kota, pasti lewat jalan yang namanya Jl Muhamad Seruji. Nama ini diambil dari nama Letkol Muhamad Seruji, pimpinan perjuangan di jaman perang kemerdekaan. Aku gak punya lengkap tentang beliau, tapi setahuku minimal ada 5 tempat yang berkaitan dengan beliau.
    • Jalan Muhamad Seruji, di Patrang;
    • Patung Muhamad Seruji, di depan kantor PEMDA Jember, Jl. Sudarman no 1, depan alun-alun;
    • Makam Muhamad Seruji, Pemakaman Umum Kreyongan, bisa dicapai dari jalan Jambu (Tepbek) atau masuk dari jalan Belimbing (dr Jl Sudirman). Makamnya di atas bukit dan ada bangunan yang cukup menonjol di sana;
    • Patung Pahlawan di Kaliwates (ujung double way), di prasasti yang tercantum ditulis bahwa Letkol M Seruji meninggal di desa Karang Kedawung, Mumbulsari;
    • Monumen di desa Karang Kedawung, Mumbul Sari, monumen ini relatif kecil dan letaknya di pinggir jalan desa dekat kebun tebu. Konon beliau gugur setelah berhari-hari dikejar pasukan Belanda, route gerilya beliau biasanya tiap tahun dinapaktilasi oleh Pramuka UNEJ dengan nama kegiatan NALASUD (Napak Tilas Muhamad Seroedji), acaranya biasa dilakukan pada awal bulan Agustus, diawali dengan ziarah ke makam beliau di Kreyongan, dilanjutkan dengan long march dari Desa Manggisan (Tanggul), menyusuri lereng barat Argorpuro, ke Sukorejo (Bangsal), sampai Sumber Rejo (Ambulu), Tempurejo terakhir di Karang Kedawung (Mumbul Sari) selama 3 hari 3 malam. Aku gak tahu apakah kegiatan ini masih ada apa gak, soalnya dulu waktu SMA kelas 2 (tahun ‘93) sempat ikutan acara itu (lumayan.. bolos 3 hari, pokok heroik banget deh..maksud’e heroik mbolose).
  2. dr Soebandi — Nama beliau ini menjadi nama jalan dimana Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soebandi terletak. Aku gak tahu bagaimana kiprah beliau di jaman perjuangan, tapi setahuku beliau sejaman dengan Muhamad Seruji. Makamnya di TMP jln Slamet Riyadi (Baratan), urutannya termasuk paling depan (nomer 2 atau 3). Sayang tidak ada informasi tentang perjuangan beliau, tidak seperti dr Karyadi (namanya diabadikan sebagai nama RS di Semarang) yang terlibat dalam peristiwa pertempuran 5 hari di Semarang.
  3. R. Sudarman-Notohadinegoro — Nama R. Sudarman diabadikan sebagai nama jalan dimana kantor PEMKAB Jember yang dihiasi patung Letkol Muhamad Seruji. Awalnya aku gak tahu siapa beliau ini, kok namanya bisa dijadikan menjadi nama jalan yang sangat penting di Jember. Ternyata beliau adalah bupati Jember ketiga yang memerintah tahun 1943-1947. Sedangkan Notohadinegoro, yang namanya diabadikan menjadi nama stadion kebanggan warga Jember, (markasnya PERSID Jember, si Macan Sangar..) adalah bupati pertama Jember 1929-1942 (http://pemkabjember.go.id/v2/selayangpandang/kepala_daerah.php). Sayangnya lagi tidak ada juga informasi yang cukup tentang beliau berdua. Tapi yang pasti beliau adalah pahlawan-pahlawan buat masyarakat Jember.
  4. Palagan Djoemerto — Kalo di Ambarawa terkenal dengan Palagan Ambarawa, nah Jember punya cerita heroik dengan nama Palagan Jumerto. Desa Jumerto masuk ke wilayah Kecamatan Patrang, bisa dijangkau dari perempatan Gebang Poreng lurus ke arah Jumerto (binung aku, utara apa selatan), bisa juga dari Cangkring deket Stadion (sebelum Gudang Garam). Disini terjadi pertempuran antara pasukan Brimob dari Kepolisian (jaman itu polisi kan ikut perang juga) yang sedang dari perjalanan dari Kediri (atau Blitar?) menuju Bondowoso. Di Jumerto ini, pasukan ini dilindungi oleh warga sekitar dari kejaran pasukan Kumpeni. Hasilnya beberapa puluh warga dan beberapa pejuang gugur. Nama-nama mereka tercantung dalam monumen yang letaknya tidak jauh dari kantor kepala desa Jumerto. Di dekat monumen ada makam dan masjid Assyhuhada. Gak tahu apakah mereka yang gugur dimakamkan di makam di belakang monumen. Sayang lebaran kemarin gak sempat photo tempat itu.
  5. Sogol — Sogol ini mirip Sakera-nya Bangil. Jadi mungkin sedikit kayak mitos, aku juga tahunya dari sebuah majalah terbitan Surabaya (Liberty) yang sempat tak konfirmasi ke Mbah-mbahku yang kebetulan aslinya di daerah Desa Kasiyan, Puger. Sogol ini beroperasinya di daerah Grenden, Puger dan daerah sekitarnya. Gak tahu bentuk perjuangannya seperti apa, tapi yang jelas biasalah pendekar jaman dulu, single fighter. Meniggalnya di Kali Mayang yang bermuara di Puger (opo bener ya), makamnya di belakang Panti Wreda di desa Kasiyan (dekat pertigaan Puger-Gumuk Mas). Katanya dulu Panti Wreda itu dulunya penjara (soalnya bapaknya Mbah Buyutku, berarti Canggah ya, itu pegawai penjara). Salah satu peninggalan Sogol ini sumur gumuling, di pinggir jalan Ambulu menuju Watu Ulo. Cuma memang kalo cerita kayak gini nyampur dengan legenda.

Mestinya masih banyak pahlawan Jember yang lain, kalo mo nyari lagi, coba cari nama jalan yang pake nama orang tetapi bukan pahlawan nasional. Mestinya beliau punya jasa besar sehingga namanya dijadikan nama jalan. Aku pribadi sik penasaran karo nama Imam Syafi’i. Nama ini pernah dijadikan nama jalan yang sekarang jadi jalan Diponegoro (almarhum Bioskop Sampurna), mestinya beliau juga pnya jasa besar (bukan mentang-mentang nama Bapakku Syafii juga. Atau nama Pasar Johar (sebelum jadi Matahari Johar Plasa), nama Johar ini dari nama pohon Johar atau nama orang. Kalo gedung Sutarjo, itu nama rektor Unej (1968 – 1978) kebetulan tonggoku ning Patrang (meninggal tahun 78, so aku gak sempat kenal beliau). Nah ada cerita yang lain soal pahlawan Jember?


5 responses to “Hari Pahlawan, Pahlawan-Pahlawan Lokal Jember”

Leave a Reply